Gerbang tol bukan sekadar titik masuk atau keluar dari jalan bebas hambatan, ia adalah simpul penting yang mengatur denyut nadi mobilitas, terutama di kawasan padat seperti Jabodetabek.
Salah satu gerbang tol yang pernah menjadi ikon kepadatan adalah Gerbang Tol Karang Tengah, penghubung utama antara Tangerang dan Jakarta di ruas jalan tol Tangerang–Jakarta. Gerbang ini begitu legendaris karena hampir setiap jam sibuk, antrean kendaraan mengular tanpa henti.
Namun sejak April 2017, gerbang tol Karang Tengah resmi ditutup dan dihapuskan dari sistem transaksi jalan tol.
Artikel ini akan mengupas tuntas sejarah Gerbang Tol Karang Tengah, alasan di balik penutupannya, serta dampaknya terhadap mobilitas harian masyarakat. Langkah ini bukan hanya bagian dari modernisasi sistem tol, tapi juga transformasi besar dalam mengatur arus kendaraan di kawasan metropolitan.
Baca Juga: Tarif Tol Jakarta-Merak 2025: Jalan Tol Tangerang-Merak
GT Karang atau Gerbang Tol Karang Tengah dibangun sebagai bagian dari upaya mendukung arus transportasi antar kota di Jalur Tol Tangerang–Jakarta. Lokasinya sangat strategis, berada di perbatasan antara wilayah Jakarta Barat dan Kota Tangerang, menjadikannya simpul penting dalam aktivitas komuter harian.
Gerbang ini juga dikenal dengan beberapa nama lain, seperti Gerbang Tol Karang Tengah Barat dan Tol Karang Tengah Barat 1.
Fungsinya sangat vital pada masanya, terutama dalam mendistribusikan kendaraan dari jalur tol ke jalur arteri perkotaan di sekitar Tangerang dan Jakarta. Namun, justru karena peran sentral inilah, GT Karang seringkali menjadi titik kemacetan parah.
Sebelum resmi ditutup, Gerbang Tol Karang Tengah identik dengan kemacetan kronis. Setiap pagi dan sore hari, antrean kendaraan mengular hingga beberapa kilometer, membuatnya jadi momok bagi para pengguna jalan tol.
Penyebab utama kemacetan ini adalah sistem transaksi manual, di mana pengendara harus berhenti untuk membayar tarif tol, sehingga memperlambat arus kendaraan secara signifikan.
Kondisi ini sempat menjadi perhatian publik dan aparat kepolisian. Polisi lalu lintas pun kerap melakukan rekayasa untuk mengurai antrean, baik dengan membuka lajur darurat maupun mengatur pembagian kendaraan ke gerbang tol lainnya. Sayangnya, upaya-upaya tersebut hanya memberikan solusi sementara.
Pada April 2017, PT Jasa Marga secara resmi mengumumkan penutupan Gerbang Tol Karang Tengah. Langkah ini diambil sebagai bagian dari program efisiensi arus lalu lintas dan penerapan layanan sistem transaksi non-tunai (e-toll) yang lebih modern.
Dengan dihilangkannya titik pemberhentian di tengah tol, kendaraan bisa melaju lebih lancar tanpa harus mengantre untuk membayar.
Penutupan tol Karang Tengah berdampak besar bagi warga di sekitar Kota Tangerang maupun mereka yang rutin melintas menuju Jakarta. Banyak pengendara harus menyesuaikan diri dengan pola akses baru, termasuk memanfaatkan gerbang masuk atau keluar yang lebih jauh, seperti di Kunciran atau Kebon Jeruk.
Meski pada awalnya menimbulkan ketidaknyamanan, kebijakan ini akhirnya diakui efektif dalam mengurai kepadatan lalu lintas.
Setelah Gerbang Tol Karang Tengah ditutup, sebagian besar pengendara mulai mencari jalur alternatif dan memanfaatkan jalan arteri di sekitar Karang Tengah, Ciledug, dan Kebayoran. Akses keluar masuk tol menjadi lebih terpusat di gerbang-gerbang besar lainnya, memicu redistribusi arus kendaraan yang lebih merata.
Selain itu, rute perjalanan untuk pengguna kendaraan pribadi pun berubah. Banyak yang memilih menyesuaikan jam keberangkatan, memilih tol yang lebih sepi, atau bahkan beralih ke transportasi publik.
Laporan dari media dan testimoni pengguna menunjukkan bahwa kondisi lalu lintas pasca-penutupan cenderung lebih lancar, terutama di ruas utama Jakarta–Tangerang.
Penutupan gerbang tol Karang Tengah Indonesia adalah salah satu momen penting dalam sejarah transportasi modern di wilayah Jabodetabek.
Meski sempat menimbulkan kontroversi dan penyesuaian besar bagi pengguna jalan, keputusan ini terbukti mampu mengurangi kemacetan dan meningkatkan efisiensi perjalanan antara Jakarta dan Kota Tangerang.
Bagi Anda yang masih aktif menggunakan jalur tol setiap hari, kenyamanan dan performa kendaraan sangat penting untuk menjaga kelancaran perjalanan. Pastikan kendaraan Anda selalu dalam kondisi prima dengan menggunakan suku cadang asli dan perawatan berkala.
Agar kendaraan tetap prima, pastikan Anda memilih suku cadang hingga aksesori kendaraan yang asli dan berkualitas. Anda bisa mengandalkan Astraotoshop, platform belanja otomotif terpercaya dari PT. Astra Otoparts Tbk.
Astra Otoshop menyediakan berbagai suku cadang, oli, aki, hingga aksesori kendaraan dari merek-merek ternama dan 100 persen original. Dengan pengiriman cepat dan promo menarik, Astra Otoshop mendukung kelancaran perjalanan Anda, bahkan tanpa harus keluar rumah.
Untuk konsultasi lebih lanjut, hubungi Kami melalui nomor telepon 1500725 atau via WhatsApp.
Astra Otoshop, solusi otomotif Anda di era modern!